Riful Hamidah

Sangat mencintai profesi sebagai guru dan termotivasi menjadi Guru Penulis. Saya yakin, guru penulis akan memiliki kesempatan yang lebih banyak menjadi m...

Selengkapnya
Navigasi Web
DIAM LEBIH BAIK, JIKA BICARA TIDAK PUNYA ILMUNYA

DIAM LEBIH BAIK, JIKA BICARA TIDAK PUNYA ILMUNYA

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat: 43 dan surat al-Anbiya ayat: 7 فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ

Yang artinya,“Maka bertanyalah kepada orang yang berpengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.”

Kemarin di salah satu grup whatsaap MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang saya ikuti, ada seorang teman yang mengeluhkan mengapa ada anggota yang tidak bersedia membagi ilmunya padahal ia memiliki. Ia sangat menyesalkan sikap anggota yang seperti itu karena anggota yang lainnya dengan senang hati dan sering membagi ilmunya.

Terus terang saya sangat senang sekali dengan grup tersebut karena memperoleh banyak materi terkait mata pelajaran dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tugas guru. Namun membaca pesan itu, sedikit banyak saya merasa ditegur karena saya termasuk anggota yang jarang membagikan ilmu. Tentu saja hal ini bukan karena saya pelit tapi saya merasa pengetahuan dan ilmu saya yang terkait dengan mata pelajaran memang sangat kurang. Mungkin hal ini juga dirasakan oleh teman-teman yang lain.

Saya memilih diam dan berhati-hati sehingga saya tidak berani berbagi ilmu yang saya sendiri tidak mengetahui. Lebih baik saya bertanya karena hal ini lebih menyelamatkan saya dan tidak menyesatkan orang lain. Di dalam artikel yang berjudul Bertanya Itu Penting yang saya baca di nukhatulistiwa.com (2017), di situ ditulis “Bagi orang yang tidak tahu, bertanya itu penting untuk tujuan memperoleh ilmu pengetahuan, menambahnya, atau menyelesaikan masalahnya. Bertanya kepada ahlinya itu penting bagi orang yang merasa ragu, agar lenyap keraguannya, dan bertambah kuat keyakinannya.”

Jadi, lebih baik kita bertanya dari pada kita memaksakan diri untuk mengatakan dan mengajarkan hal yang kita tidak punya ilmunya. Hal ini juga ditulis di artikel tersebut yaitu, “ ….yang lebih penting lagi adalah jika kita ditanya tentang apa pun yang kita tidak memiliki kompetensi dan otoritas di bidangnya, maka jangan segan dan malu memberikan jawaban bahwa saya belum tahu dan anjurkan si penanya untuk bertanya kepada ahlinya. Sungguh kegaduhan di dunia ini banyak disumbang oleh “juru fatwa dadakan” yang merasa gengsi nengatakan “saya tidak tahu.”

Kembali ke pembahasan awal. Selama ini, seumur-umur sejak tahun 1992 saya menjadi guru, saya tidak pernah berkesempatan mengikuti pelatihan atau diklat fungsional yang khusus untuk mata pelajaran saya yaitu Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) yang dulu dikenal dengan Administrasi Perkantoran. Jadi saya mengaku bahwa ilmu dan pengetahuan saya untuk hal tersebut sangatlah kurang. Sementara itu teman-teman saya ada yang dipanggil, bahkan ada yang sampai dua atau tiga kali. Hal ini dimaklumi karena model pelatihannya ada tingkat dasar, menengah, dan lanjutan. Penyelenggara pelatihan untuk guru-guru mata pelajaran ini adalah PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Bisnis dan Pariwisata yang ada di Sawangan-Bogor.

Terbatasnya pemerataan kesempatan mengikuti latihan ini mungkin juga terkait dengan anggaran sehingga tidak semua guru berkesempatan ikut. Toh, guru yang dipanggil pelatihan punya kewajiban diseminasi (menularkan) ilmunya ke guru-guru di lembaga masing-masing. Tujuannya agar ilmu yang diperoleh bisa ditransfer ke teman-temannya.

Di akhir tahun 2019 ada program PKP (Peningkatan Kompetensi Pembelajaran) berbasis zonasi. Saya berharap MGMP di kabupaten kami memperoleh kesempatan itu tapi ternyata kami belum beruntung. Padahal saya sudah menyetor nama untuk melamar. Ternyata di Jawa Timur yang dipanggil untuk gelombang pertama sekitar 11 MGMP. Kemudian gelombang kedua ada dua MGMP. Lagi-lagi kami gigit jari karena MGMP kami tidak masuk di daftar.

Tanpa saya duga, ternyata ada pemanggilan diklat Kompetensi Guru Inti Mata Pelajaran Kejuruan dari PPPPTK Bisnis dan Pariwisata dan saya masuk di daftar peserta. Tentu saja hal ini membahagiakan saya karena pada akhirnya saya berkesempatan mengikuti pelatihan yang saya idam-idamkan meskipun tempatnya tidak di Sawangan Bogor tapi di Balikpapan. Sebenarnya ada rasa gamang, kok jauh sekali, tapi demi memperoleh ilmu saya pun berangkat. Untung saja dari Jawa Timur ada 6 orang peserta sehingga saya punya teman di perjalanan. Selama dua minggu kami mengikuti pelatihan dan di akhir pelaksanaan kami melaksanakan Uji Kompetensi bersertifikat dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

Nah, kalau tentang ini Insyaa Allah saya berani menjawab jika ada yang bertanya. Setidaknya saya bisa bercerita pengalaman kegiatan saya selama pelatihan dan bagaimana sewaktu saya melaksanakan uji kompetensi. Saya juga sudah membagi materinya ke teman-teman, setidaknya di lingkungan sekolah saya. Jika ada yang terlupa belum saya bagikan, saya mohon maaf. Tolong saya diingatkan, yaa...***

#tantanganGurusiana

Tantangan hari ke 83

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di Gurusiana tidak bermaksud menjadi ahlinya, mungkin lebih tepat untuk latihan menulis dan sharing tipis- tipis. Gimana setuju master Riful Hamidah?BAAROKALLAAH. Aamiin

06 Apr
Balas

Benar Pak, di Gurusiana kita mendapat ilmu bagaimana etika menulis dan menulis dg benar. Pokoknya selalu bertabayun agar yg kita tuliskan tdk keliru..Aamiin waduuuh saya bukan master Pak. Ilmu saya masih sangat sedikiiiiiiit...heee

06 Apr

owalah ceritanya di balikpapan sepinggan itu to..ha..ha.., salut utk ibu dahhh..mantap deh bu..makanya kok kudu mlayu mulih wae he..he.., salam

06 Apr
Balas

Iya Pak. Jauuuuuh...

08 Apr

Betul sekali bu. Terimakasih sudah berbagi ilmu lewat tulisan ini. Barokallah.

06 Apr
Balas

Aamiin. Terima kasih dik..

06 Apr

Mantap Ibuk. Bertanya itu mmng penting agar tidak tersesat, ibarat kita berpergian sebelum ada GPS. Tetapi memberikan jawaban atas yg tdk kita ketahui adalah fatal. Tulisan yg keren dan bermanfaat Buk Riful Hamidah. Terimakasih, salam.

06 Apr
Balas

Terima kasih apresiasinya Ibu Mulfa...salam sehat dari saya. Aamiun

06 Apr

Tksh ibu sdh berbagiByk ilmu yg di dpt dari tulisan ini.Semoga berkah.

06 Apr
Balas

Aamiin. Sama sama Bu

08 Apr

Terima kasih telah mengingatkan

06 Apr
Balas

Saling mengingatkan ya Pak

08 Apr



search

New Post